FmD4FRX3FmXvDZXvGZT3FRFgNBP1w326w3z1NBMhNV5=

Sebuah Pelajaran Hidup

Di sebuah video yang beredar luas di YouTube, seorang doktor dari universitas ternama membagikan kisah penyesalannya. Ia dulunya begitu bangga karena berhasil menyekolahkan ketiga anaknya ke luar negeri. Bahkan, ia menulis sebuah buku panduan tentang kiat sukses menyekolahkan anak ke luar negeri, yang diikuti banyak orang dan menghasilkan banyak keberhasilan serupa. Namun, belakangan ia menarik kembali bukunya dan meminta maaf kepada orang-orang yang telah meniru jejaknya.

Kisah ini bermula saat istrinya jatuh sakit. Dengan penuh harap, sang doktor menelepon anak sulungnya yang sudah mapan bekerja di Amerika Serikat. Namun, anaknya tidak bisa pulang karena harus menghadiri serangkaian rapat penting. Kemudian, ia menghubungi anak keduanya yang sedang menempuh ujian. Dengan berat hati, sang anak juga tak bisa pulang untuk menjenguk ibunya. Terakhir, ia menghubungi anak bungsunya, yang baru saja diterima bekerja di perusahaan IT ternama. Namun, sebagai karyawan baru, ia tidak bisa meninggalkan pekerjaannya dengan alasan keluarga.

Sang ibu akhirnya menghembuskan napas terakhirnya tanpa satu pun anak di sisinya. Lebih menyakitkan lagi, tidak ada satupun dari mereka yang hadir dalam pemakaman ibunya. Sang doktor begitu terpukul dan larut dalam kesedihan. Ia menyadari bahwa ini adalah akibat dari didikannya sendiri.

“Saya tidak bisa menyalahkan siapa pun, karena ini adalah hasil dari apa yang saya ajarkan kepada anak-anak saya. Sayalah yang menanggung akibatnya,” ucapnya dengan suara terisak.

Setelah kejadian itu, sang doktor mulai mendalami agama dan mempelajari ajaran Nabi Muhammad ﷺ. Ia belajar tentang cara mendidik anak sesuai tuntunan Islam. Semakin dalam ia memahami ajaran agama, semakin ia merasa bahwa selama ini ia telah keliru. Ia terlalu fokus pada kesuksesan duniawi anak-anaknya, tanpa membekali mereka dengan nilai-nilai agama yang kuat.

“Saya merasa telah menjerumuskan anak-anak saya sendiri dengan menyekolahkan mereka ke luar negeri. Mereka jadi jauh dari agama dan kehilangan pemahaman hidup yang benar sesuai dengan tuntunan Rasulullah,” ujarnya dengan penuh penyesalan.

Sebagai bentuk penebusan, sang doktor berencana menjual aset-asetnya, membeli lahan yang cukup luas, dan membangun sebuah pesantren. Ia ingin menghabiskan sisa hidupnya di sana, berharap kelak ada salah satu cucunya yang mau tinggal bersamanya dan belajar agama di pesantren tersebut.

Dari kisah ini, kita semua bisa mengambil pelajaran berharga, terutama para orang tua. Jangan sampai kita hanya fokus pada kesuksesan dunia anak-anak kita, namun lalai dalam membekali mereka dengan ilmu agama dan persiapan untuk akhirat. Memiliki anak yang saleh adalah investasi terbaik, jauh lebih berharga daripada sekadar memiliki anak yang sukses dalam karier duniawi, namun bodoh dalam urusan akhirat. Semoga kisah ini menjadi renungan bagi kita semua.

Subscribe Youtube

73745675015091643