Apa Itu Tendensius?
Secara sederhana, tendensius adalah sifat atau sikap yang menunjukkan adanya kecenderungan untuk menyampaikan suatu pandangan atau pendapat dengan maksud tertentu. Dalam konteks pendidikan, tendensius bisa berarti pengajaran atau penyampaian materi yang sengaja diarahkan atau dipengaruhi oleh pandangan tertentu, entah itu pandangan sosial, politik, agama, atau ideologi lainnya.
Contoh mudah dari sikap tendensius dalam pendidikan bisa kita temui ketika guru atau materi pelajaran cenderung memperkenalkan satu sisi dari suatu topik atau peristiwa sejarah tanpa membahas sudut pandang lainnya. Misalnya, dalam pelajaran sejarah, mungkin saja guru lebih menekankan sisi positif dari suatu kejadian tanpa menyampaikan aspek negatifnya, sehingga siswa cenderung memiliki pandangan yang tidak seimbang terhadap peristiwa tersebut.
Mengapa Tendensius Diterapkan dalam Pendidikan?
Ada beberapa alasan mengapa tendensius bisa diterapkan dalam pendidikan di sekolah, di antaranya:
Membentuk Pandangan Tertentu: Pendidikan sering kali dianggap sebagai media untuk menanamkan nilai-nilai moral, etika, dan nasionalisme kepada siswa. Maka dari itu, materi pelajaran bisa dirancang untuk menekankan pandangan tertentu agar siswa lebih paham dan memiliki pandangan yang sesuai dengan budaya atau kepentingan bangsa.
Menyesuaikan dengan Kurikulum atau Kebijakan: Di beberapa negara atau daerah, kurikulum sekolah sudah ditentukan oleh pihak berwenang dan memiliki kecenderungan untuk mengedepankan perspektif tertentu sesuai dengan kebijakan atau norma yang berlaku di wilayah tersebut.
Membatasi Pengaruh Negatif: Beberapa pendidik mungkin merasa perlu mengarahkan pandangan siswa terhadap suatu topik agar siswa tidak mudah terpengaruh oleh pandangan atau ideologi yang dianggap negatif. Dalam hal ini, tendensius dianggap sebagai alat untuk melindungi siswa dari potensi pengaruh yang merugikan.
Bagaimana Tendensius Berdampak pada Pendidikan?
Penggunaan tendensius dalam pendidikan memiliki dampak positif dan negatif, tergantung bagaimana dan untuk tujuan apa hal ini diterapkan.
Dampak Positif:
- Penanaman Nilai dan Karakter: Dengan penyampaian materi yang tendensius, sekolah dapat membantu siswa menanamkan nilai-nilai kebangsaan, moral, dan etika yang kuat. Ini sering kali dianggap penting untuk membentuk karakter siswa agar menjadi pribadi yang baik.
- Membangun Identitas Nasional: Siswa yang diajarkan dengan pandangan tertentu terhadap sejarah atau budaya mereka akan memiliki rasa kebanggaan dan identitas nasional yang kuat, yang pada gilirannya dapat memperkuat kohesi sosial.
Dampak Negatif:
- Kurangnya Pemikiran Kritis: Pendekatan yang terlalu tendensius bisa membuat siswa terbiasa menerima informasi tanpa mempertanyakan kebenarannya atau melihatnya dari sudut pandang lain. Hal ini dapat menghambat kemampuan berpikir kritis dan analitis yang sangat penting bagi perkembangan intelektual siswa.
- Potensi Bias: Penyampaian materi yang terlalu condong pada satu perspektif dapat mengakibatkan siswa memiliki pandangan yang kurang seimbang terhadap topik tertentu, seperti sejarah atau isu sosial. Hal ini bisa berakibat pada kurangnya pemahaman yang objektif.
Bagaimana Seharusnya Tendensius Diterapkan dengan Bijak?
Dalam dunia pendidikan, tendensius bukanlah hal yang sepenuhnya salah, namun diperlukan kebijaksanaan dalam penerapannya. Berikut beberapa cara bagaimana tendensius dapat diterapkan secara bijak di sekolah:
Pengajaran yang Seimbang: Guru sebaiknya memberikan ruang bagi siswa untuk mengetahui berbagai sudut pandang terhadap suatu topik. Misalnya, jika membahas sejarah, guru dapat memperkenalkan berbagai versi dan perspektif dari suatu peristiwa sehingga siswa mendapatkan gambaran yang lebih utuh.
Mendorong Diskusi Terbuka: Mengajak siswa berdiskusi tentang pandangan-pandangan berbeda terhadap suatu topik dapat menjadi cara yang baik untuk mengurangi dampak tendensius. Dengan diskusi terbuka, siswa dapat belajar melihat perbedaan pendapat sebagai bagian dari pembelajaran.
Penggunaan Sumber yang Beragam: Dengan menghadirkan sumber informasi yang berbeda-beda, siswa akan lebih mudah memahami bahwa satu topik bisa dilihat dari berbagai sisi. Hal ini juga membantu mereka mengembangkan kemampuan berpikir kritis.
Mengajarkan Nilai-nilai Moral Secara Fleksibel: Meskipun tujuan pendidikan adalah membentuk siswa yang berkarakter baik, namun guru sebaiknya juga memberi ruang kepada siswa untuk berpikir sendiri dalam menentukan pandangan atau keyakinan mereka terhadap suatu hal.
Kesimpulan
Tendensius dalam pendidikan adalah fenomena yang wajar dan kerap terjadi di sekolah-sekolah. Meskipun ada manfaatnya dalam membentuk pandangan dan karakter siswa, penerapan yang terlalu kuat bisa berdampak kurang baik bagi perkembangan pemikiran kritis dan objektivitas siswa. Oleh karena itu, sangat penting bagi pendidik untuk memahami kapan dan bagaimana tendensius sebaiknya diterapkan agar pendidikan yang diberikan tetap seimbang, bijak, dan mampu membantu siswa berkembang secara optimal.